Home » » Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Singkong

Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Singkong

.
.

KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT, sebagai pencipta alam semesta ini, shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada jungjunan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana telah  melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri ini dengan baik dan lancar serta tepat pada waktunya.
Penulis menyusun laporan ini adalah dalam rangka untuk memenuhi standar kompetensi lulusan, dalam program keahlian Tekhnologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) di SMK  Negeri 1 Naringgul, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Adapun dalam kesempatan ini penulis mengambil judul “Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Singkong” di Perusahaan Kerupuk Kulit Singkong PUTRI MANDIRI , Desa Margamukti Kec. Pangalengan Kab. Bandung. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya  kepada :
1.             Bapak Drs. Jajat Sudrajat, selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Naringgul.
2.             Bapak Riyanto, S.Pd.I selaku Ketua Prakerin SMK N 1 Naringgul Tahun Pelajaran 2013-2014.
3.             Bapak Dede Supriadi, S.P selaku Ketua Jurusan dan Pembimbing I Tekhnologi Pengolahan Hasil Pertanian SMK N 1 Naringgul
4.             Bapak Pirman Refi Sutrisna, S.Pd selaku PKSU Kesiswaan SMK Negeri 1 Naringgul yang membantu laporan ini.
5.             Bapak Sahlin, S.Pd selaku pembimbing 2 dalam Praktik Kerja Industri
6.             Ibu Cici selaku pemilik dan pimpinan perusahaan  PUTRI MANDIRI Pangalengan-Bandung
7.             Kedua orang tua beserta keluarga yang senantiasa memberi dukungan beserta do’a restu selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Industri.
8.             Seluruh staf karyawan perusahaan PUTRI MANDIRI Pangalengan yang telah membantu dan bekerjasama dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri
9.             Guru dan staf tata usaha beserta rekan siswa siswi SMK Negeri 1 Naringgul yang memotifasi dan membantu dalam menyelesaikan laporan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan kepada semua pihak yang terkait yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi kita semua.

Cianjur, 2014

Penulis.


DAFTAR ISI


Hal
KATA PENGANTAR..........................................................................................       i
DAFTAR ISI .......................................................................................................     iii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................      v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................     vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang...........................................................................................      1
1.2         Identifikasi Masalah...................................................................................      3           
1.3         Tujuan Prakerin..........................................................................................      4
1.4         Manfaat Prakerin........................................................................................      4                       
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1         Tanaman Singkong.....................................................................................      7                       
2.2         Deskripsi Tanaman Singkong.....................................................................      8
2.3         Daerah Penyebaran Singkong ....................................................................    10
2.4         Varietas Tanaman Singkong ......................................................................    11
2.5         Syarat Tumbuh Tanaman Singkong............................................................    12
2.6         Kandungan yang Terdapat dalam Singkong................................................    14
2.7         Kulit Singkong............................................................................................    15
2.8         Dampak Limbah Kulit Singkong terhadap Lingkungan..............................    16
2.9         Asamsianida (HCN)...................................................................................    16
2.10     Manfaat Kulit Singkong..............................................................................    18
BAB III METODE PELAKSANAAN PRAKERIN
3.1         Waktu dan Tempat.....................................................................................    19           
3.2         Sejarah Singkat Perusahaan........................................................................    19
3.3         Metode Pelaksanaan Prakerin.....................................................................    20
3.4         Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................    22
3.5         Jumlah Tenaga Kerja..................................................................................    23
3.6         Strategi Pelaksanaan Prakerin.....................................................................    23
BAB IV PEMBAHASAN        
4.1  Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Singkong...................................................    24
4.2  Masalah dan Pemecahannya..........................................................................    27
BAB V PENUTUP
5.1         Kesimpulan................................................................................................    29                       
5.2         Saran..........................................................................................................    30           
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................    31
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................    32



DAFTAR TABEL
                                                                                               
No
Keterangan
Halaman
1
Tabel 1. Klasifikasi Ilmiah Singkong
10
2
Tabel 2. Kandungan Gizi dalam Tiap 100 gr Singkong
14
3
Tabel 3. Kadar HCN dalam Beberapa Jenis/Varietas Singkong
17




DAFTAR LAMPIRAN
                                                                                               
No
Keterangan
Halaman
1
Lampiran  1  Bahan Baku Pembuatan Kerupuk Kulit Singkong
33
2
Lampiran  2  Pengupasan Kulit Singkong Sebelum di Rendam
34
3
Lampiran  3  Adonan Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Singkong
35
4
Lampiran  4  Kerupuk Kulit Singkong Pada Saat di Jemur
36
5
Lampiran  5  Pengemasan Kerupuk Kulit Singkong
37


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mendambakan hidup sehat, kebaikan, dan kecantikan. Namun yang paling diutamakan dalam mencapai keinginan-keinginannya adalah kesehatan tubuh. Pencegahan penyakit adalah langkah paling efektif dari semua teknologi tinggi dibidang pengobatan karena ada pepatah “cegah sebelum terjadi” patut menjadi pedoman hidup sehat. Kita perlu memahami sebab-sebab setiap jenis penyakit lebih dulu. Misalnya kanker, kanker berawal dari gaya hidup yang tidak sesuai dan lingkungan yang tidak sehat. Oleh sebab itu kita harus hati-hati memilih makanan dan obat-obatan. Tekanan darah tinggi, lemah jantung, dll. Kebanyakan berawal dari masalah peredaran darah. Jadi kita harus hati-hati memilih makanan dan rajin berolah raga untuk meningkatkan dan melancarkan peredaran darah serta metabolisme tubuh. Semua ini terlihat rumit namun sebenarnya mudah dilaksanakan untuk tetap hidup sehat.
Masyarakat modern pada umumnya tidak memperoleh vitamin, serat, mineral yang mencukupi karena kurangnya konsumsi buah dan sayur, tapi lebih suka daging, susu, telur, makanan ringan dan manis secara berlebihan. Hal ini yang membuat menjadi tidak hidup sehat. Menurut penyelidikan ahli kesehatan Amerika Serikat tahun 2000, kira-kira 30% penyakit kronik berawal dari cara makan yang tidak hidup sehat. Penambahan bahan pengawet dan pewarna, cara masak dengan suhu panas, menggoreng merupakan penyebab hilangnya kandungan yang bermanfaat dalam makanan.
Makanan merupakan sumber energi yang dibutuhkan manusia untuk melakukan aktivitas. Dan di dalam makanan terkandung berbagai zat yang diperlukan tubuh, di antaranya yaitu:
a.       Karbohidrat
Karbohidrat adalah komponen yang penting bagi tubuh karena karbohidrat merupakan sumber energi yang dibutuhkan tubuh kita untuk bergerak dan melakukan aktivitas.
b.      Protein
Protein berfungsi sebagai enzim yang dibutuhkan pada reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam metabolisme tubuh. Ada 2 jenis protein, yaitu protein hewani dan protein nabati.
c.       Lemak
Lemak yang baik untuk tubuh adalah lemak tak jenuh yang banyak terdapat pada kacang-kacangan, minyak zaitun, biji-bijian (wijen, biji bunga matahari), buah alpukat ataupun ikan. Lemak jenuh atau yang sering disebut lemak jahat/berbahaya, sering kita temukan pada produk olahan hewani, seperti daging dan jerohan (hati, paru, usus, dll). Lemak jenis ini tidak baik untuk tubuh karena akan meningkatkan kolesterol dalam darah.
d.      Mineral
Banyak sekali jenis mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti kalsium, kalium, zatbesi. Mineral-mineral ini bisa didapatkan pada susu dan produk olahannya (keju, yogurt), buah-buahan, maupun sayuran.
e.       Vitamin
Vitamin merupakan zat sangat penting untuk menunjang kesehatan tubuh, meningkatkan daya tahan, dan perawatan organ tubuh kita. Vitamin banyak kita dapatkan pada buah-buahan (apel, jambu, jeruk, melon, dll) dan sayuran (kangkung, bayam, wortel, brokoli, dll.)


f.       Serat
Serat sangatlah penting untuk membantu melancarkan pencernaan tubuh. Serat banyak kita dapatkan pada buah, sayuran, maupun oatmeal (gandum berserat tinggi).
g.      Air
Air merupakan komponen utama protoplasma dan berperan penting dalam metabolisme.
Makanan yang menjadi kebutuhan utama makhluk hidup disebut makanan pokok. Untuk orang Indonesia makanan pokoknya adalah nasi. Tetapi, ada juga makanan pokok pengganti nasi, yaitu singkong. Singkong merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm,tergantung dari jenis singkong yang ditenam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin. Nah, kalau daun dan isinya begitu bermanfaat dan sangat bernutrisi tinggi untuk kita bagaimanakah dengan kulitnya? Apakah kulit singkong hanya sebagai limbah/sampah dari singkong? Hal ini sering kali disepelekan oleh sebagian besar orang, namun ternyata selain dianggap sebagai limbah dari tanaman singkong, kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga kulit singkong dapat dikonsumsi manusia. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memanfaatkan limbah kulit singkong menjadi makanan ringan keripik yang tidak menggunakan bahan pengawet dan bahan pewarna buatan.
1.2         Identifikasi Masalah
a.       Bagaimana proses pembuatan Kerupuk Kulit Singkong ?
b.      Masalah dan pemecahannya ?
1.3         Tujuan Prakerin
Maksud dari Prakerin yaitu untuk memenuhi syarat mengikuti UAN dan untuk mengumpulkan data-data informasi sebagai sumber yang dijadikan bahan acuan untuk memenuhi tugas sekolah yaitu laporan Praktikum.
Sedangkan tujuan Prakerin adalah :
a.              Membentuk mental siswa-siswi agar mempunyai jiwa pekerja keras yang mampu konsisten.
b.             Menambah pengetahuan siswa-siswi dimasing-masing bidangnya.
c.              Memberikan suatu motivasi dari siswa-siswi menuntun dirinya mampu melakukan pekerjaan yang sesuai dengan ahlinya.
d.             Memberikan bekal gambaran pada siswa-siswi seperti apakah bekerja itu.
e.              Terjadinya pemindahan atau transfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi dunia usaha atau industri ke sekolah.
f.              Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pencapaian tamatan SMK yang professional.
1.4         Manfaat Prakerin
Dalam pelaksanaan Prakerin banyak sekali manfaat bagi penulis (pelaksana Prakerin) diantaranya sebagai berikut :
a.              Manfaat bagi penulis
1)            Meningkatkan keterampilan serta kemampuan dalam dunia industri dan dunia kerja.
2)            Memperluas masukan guna memperbaiki dan mengembangkan wadahat sesuai pendidikan kejuruan;
3)            Meningkatkan pengenalan kerja pada siswa yang potensial dalam lapangan kerja antara lain struktur organisasi usaha serta manajemen itu sendiri.
4)            Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru dari sekolah, lapangan kerja dan sebagainya.
5)            Memberi peluang usaha serta menempatkan tamatan yang terdidik
6)            Menumbuhkan sifat kerja sama dalam sebuah organisasi
7)            Menumbuhkan semangat jiwa wirausaha
8)            Siswa lebih siap menghadapi masa depan dalam bidang usaha dan bisnis yang mandiri.
9)            Siswa mampu dalam mencari alternative pemecahan masalah kejuruan secara lebih luas dan mendalam dari isi laporan ini.
10)        Siswa mampu memahami, memanfaatkan serta mengembangkan pelajaran yang didapat dari sekolah dan menerapkan di dunia usaha.
11)        Mengumpulkan data-data guna kepentingan sekolah dan dirinya sendiri membantu dan meringankan beban perusahaan.
b.             Manfaat Bagi Sekolah
Manfaat prakerin bagi sekolah antara lain sebagai berikut :
1)            Untuk menghasilkan keterampilan para  siswa dibidang Tehnologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP).
2)            Tercapainya Visi dan Misi sekolah SMK Negeri 1 Naringgul dan meningkatkan keterampilan siswa mampu bersaing dengan sekolah lain.
c.              Manfaat bagi Perusahaan
Manfaat Prakerin bagi perusahaan antara lain sebagai berikut :
1)            Bisa membantu semua kegiatan yang berlangsung di perusahaan
2)            Membantu menciptakan tenaga kerja yang handal dan berkualitas,
3)            Menjalin kerjasama atau silaturahmi antara pihak sekolah dan perusahaan.


12)   
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1              Tanaman Singkong

Singkong yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga umbi singkong menjadi makanan pokok di beberapa daerah tertentu. Di beberapa daerah Indonesia, singkong (Manihot esculenta L) dikenal dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh), kasapen (Sunda), tela pohong (Jawa), tela belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain. Tanaman ini juga merupakan salah satu jenis tanaman yang serbaguna, karena hampir semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan, mulai dari umbi hingga daunnya. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman singkong antara lain:
v Daunnya dimanfaatkan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit,di antaranya sebagai obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina.
v Batangnya digunakan untuk mengatasi luka yang bernanah.
v Umbinya dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok,bahan baku pembuatan bioethanol, bahan baku starch tapioka yang diperlukan untuk percampuran untuk bubur kertas untuk memproduksi berbagai macam kertas, dan lain-lain.
v Umbinya sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar nabati (biofuel) yaitu untuk membuat bioethanol.
v Daun dan kulitnya digunakan sebagai pakan ternak.



2.2              Deskripsi Tanaman Singkong
Tanaman singkong ( Manihot esculenta L.) merupakan tanaman tahunan tropis dan subtropis dari keluarga Eupharbiaceae. Batangnya berkayu dan tumbuh tegak beruas dan berbuku-buku. Warnanya bermacam-macam dan tingginya bisa mencapai 3 meter. Warna batang hijau kelabu, meskipun satu dua ada yang berubah menjadi warna cokelat.
Daun tumbuh di sepanjang batang dengan tangkai yang agak panjang. Daunnya mudah gugur dan yang berdaun biasanya hanyalah batang bagian atas dekat pucuk. Singkong berbuah, tapi terbatas pada singkong yang ditanam pada dataran tinggi. Bunganya berumah satu dan kematangan bunga betina dan bunga jantan berbeda waktunya sehingga persarian (penyerbukan) terjadi dengan persilangan. Singkong mulai dari umbi, batang, dan daun umumnya mengandung racun asam sianida (HCN/asam biru). Dari kandungan racun umbi, singkong dapat dibedakan menjadi 4s golongan antara lain:
1.      Kadar racun lebih kecil 50 mg/kg umbi yang diparut; singkong ini aman dikonsumsi.
2.      Kadar racun 50-80 mg/kg umbi yang diparut. Kadar racun 80-100 mg/kg umbi yang diparut.
3.      Kadar racun lebih besar dari 100 mg/kg umbi yang diparut.
Dari hasil penelitian menunjukkan, kulit singkong lebih banyak mengandung racun asam biru dibanding daging umbi yakni 3-5 kali lebih besar. Pada jenis singkong yang umbinya ter golong manis, kandungan racun asam biru pada kulitnya lebih rendah (antara 0,014 sampai 0,042 persen). Sedangkan untuk umbi, hanya 0,003 sampai 0,015 persen. Jenis singkong pahit, kadar kandungan racun asam biru jauh lebih besar yakni antara 0,012 sampai 0,056 persen pada kulit dan 0,01 sampai 0,037 persen pada daging umbi. Jadi untuk mudahnya, antara singkong banyak racun dengan yang sedikit racun bisa dibedakan melalui rasanya. Singkong yang rasanya manis, kandungan racun asam birunya rendah sedangkan yang rasanya pahit kandungan racun asam birunya lebih banyak.
Kandungan asam biru setiap singkong tidak tetap. Umumnya kandungan asam biru akan meningkat bila pertumbuhan singkong pada musim kemarau yang panjang, dan bila saat bibitnya terbalik. Kandungan racun asam biru pada daun yang muda lebih banyak dibanding daun yang sudah tua. Kecuali itu singkong yang banyak mengandung racun biasanya produksinya melimpah dan karena itu banyak ditanam oleh perusahaan yang memproduksi tapioka.
Singkong dapat dibagi dua berdasarkan umurnya, yakni:
a.       Berumur pendek (genjah) dan
b.      Berumur panjang.
Singkong yang berumur pendek berarti usia sejak mulai tanam sampai musim panen relatif lebih singkat yakni berumur antara 5-8 bulan. Dalam seusia itu singkong dapat dipanen dengan hasil maksimal. Andaikata panennya ditunda atau diperpanjang dari usia sebenarnya akan timbul masalah yakni umbinya banyak yang berkayu.
Jenis kedua yakni yang berumur panjang antara 9-10 bulan. Bila dipanen sebelum usia tersebut hasilnya mengecewakan karena umbinya kecil-kecil dan kandungan patinya sedikit. Jadi paling tepat kalau dipanen setelah berumur 12-18 bulan. Melebihi usia ini, hasilnya akan berkurang dan umbinya banyak yang berkayu.



Tabel 1. Klasifikasi ilmiah singkong
Kerajaan
Plantae

Divisi
Magnoliophyta

Kelas
Magnoliopsida

Ordo
Malpighiales

Famili
Euphorbiaceae

Upfamili
Crotonoideae

Bangsa
Manihoteae

Genus
Manihot

Spesies
Manihot esculenta




2.3              Daerah Penyebaran

Menurut para sarjana botani, tanaman singkong yang merupakan tanaman tropis dan subtropis berasal dari Brasil, Amerika Selatan dengan lembah sungai Amazon sebagai tempat penyebarannya. Dari Brasil, singkong diperkirakan para ahli menyebar ke benua Afrika, Madagaskar, India, Hindia Belakang, lalu ke Tiongkok, dan akhirnya berlabuh di Indonesia. Sampai saat ini singkong telah tersebar di seluruh belahan dunia, khususnya yang beriklim tropis dan subtropis.
Menurut Rukmana, daerah penyebaran singkong di dunia berada pada kisaran 300 LU dan 300LS di dataran rendah sampai dataran tinggi. Daerah ini berada pada ketinggian 2.500 m di atas permukaanlautdengan curah hujan antara 500 mm - 2.500 mm/tahun. Dan pada semua jenis tanah Indonesia, tanaman singkong dapat tumbuh dengan mudah singkong, bahkan hanya dilempar pada suatu tanah, singkong dapat tumbuh.Oleh karena itu, singkong dapat dikatakan sebagai tanaman bandel.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi sebagai penghasil singkong terbesar di dunia. Oleh karena itu ada beberapa daerah yang menjadi sentra penghasil singkong di antaranya Sumatera Selatan, Lampung, Madura, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
2.4              Varietas Tanaman Singkong
Dalam mengembangkan dunia persingkongan sampai saat ini telah banyak dihasilkan jenis-jenis singkong yang tinggi mutu dan hasilnya. Varietas yang terkenal dan sudah tersebar di masyarakat di antaranya:
a.         Aipin Mangi
Varietas ini berasal dari Brazil. Produksinya sedang dan acap kali menurun. Tidak beracun, bentuk umbinya memanjang, bertangkai dan rasanya manis enak dikonsumsi. Batangnya tinggi ukurannya sedang dan bercabang.
b.         Aipin Valencia
Bibit ini juga berasal dari Brazil. Hasilnya sedang dan aman dikonsumsi. Bentuk umbi agak gemuk, bertangkai, rasanya manis. Batangnya agak besar dan bercabang.
c.         Mandioca Basiaro
Didatangkan dari Brazil, hasilnya tinggi, tapi sedikit beracun. Umbinya gemuk, bertangkai pendek, dan cukup enak untuk dikonsumsi. Tumbuhnya subur, bercabang dekat tanah, dan jika tua batangnya mudah rebah.
d.        Mandioca Sao Pedro Petro (SPP)
Cikal-bakalnya dari Brazil. Hasilnya melimpah, sayang umbinya beracun. Umbinya besar montok, tidak bertangkai, dan letaknya dekat di permukaan tanah sehingga acap kali tersembul keluar. Rasanya pahit dan kalau mau dikonsumsi disarankan jangan dikonsumsi langsung (mentah) sebab berbahaya.



e.         Bogor
Diberi nama Bogor karena berasal dari Bogor, sebagai hasil perbanyakan melalui biji dari jenis Aipin Mangi. Hasilnya melimpah-limpah tapi sayang beracun. Umbinya gemuk tersusun rapat dan tidak bertangkai. Rasa umbinya pahit meskipun sudah dimasak ukuran batangnya sedang, panjang, dan sedikit bercabang.
f.          Muara
Varietas Muara ini juga berasal dari Bogor sebagai hasil perkawinan dari jenis Bogor. Hasilnya tergolong tinggi, tapi sangat beracun. Umbinya besar, bertangkai pendek dengan letak umbi yang berdesakan atau rapat sekali. Batangnya besar, panjang, dan bercabang rendah.
g.         Betawi
Varietas ini juga berasal dari Bogor sebagai hasil perkawinan antara Malaka dan Basiorao. Hasilnya tinggi dan aman dikonsumsi. Umbinya besar tidak bertangkai dan rasanya manis pada ketinggian pada 1,5 m.
2.5              Syarat Tumbuh Tanaman Singkong

Singkong merupakan tanaman yang mudah ditemukan di daerah tropis, seperti Indonesia. Adapun syarat tumbuh dari tanaman singkong antara lain:
a.       Tanah
Singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat tumbuh di sembarang tempat. Apalagi di kawasan tropis dengan penyinaran penuh sepanjang tahun seperti Indonesia, tanaman singkong pasti menguntungkan.
Untuk memperoleh hasil menguntungkan, ada beberapa syarat minimum yang harus dipenuhi dalam menanam singkong antara lain:
1.      Tanah janganlah terlalu subur. Kalau tanah terlalu subur, singkong akan tumbuh subur dan berdaun rindang tanpa diimbangi oleh umbinya.
2.      Diusahakan sistem pengairan tempat penanaman lancar. Pada tanah becek atau berair, singkong tidak dapat tumbuh dengan baik dan umbinya tetap kerdil.
3.      Oleh karena itu, singkong banyak ditanam di tegalan atau di ladang. Adakalanya singkong ditanam di sawah sebagai palawija , akan tetapi itu terbatas untuk tanaman yang berumur pendek.
Ada tiga cara pengolahan tanah sebelum tanah digunakan untuk menanam singkong antara lain:
a.       Guludan: cara pengolahan tanah dengan membuat guludan-guludan terutama untuk daerah-daerah yang sistem drainasenya kurang baik atau untuk penanaman pada musim hujan.
b.      Hamparan: cara pengolahan tanah dengan dibajak atau dicangkul 1-2 kali, kemudian tersedida. Pengolahan tanah cara hamparan cocok dipraktikkan di daerah-daerah yang sistem tanah tersebut dirotor (dicampur dan diratakan) pada seluruh hamparan lahan yang drainasenya baik.
c.       Bajang: cara pengolahan tanah dengan membuat lubang tanam, misalnya ukuran 100 cm x 100 cm x 50 cm, kemudian tiap lubang tanam diisi dengna pupuk organik (kotoran ternak, kompos). Cara  pengolahan tanah sangat tergantung pada jenis atau keadaan tanah. Makin ringan dan gembur tanah, makin mudah pengerjakannnya. Pengolahan tanah di lahan kering biasanya dilakukan pada akhir musim kemarau agar nantinya waktu tanam bertepatan dengan saat mulai turun musim hujan.

b.      Iklim
Singkong dapat tumbuh dengan baik pada daerah berhawa panas dan banyak turun hujan yaitu pada daerah beriklim tropis. Biasanya singkong di tanam di daerah rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Singkong juga dapat tumbuh dengan baik jika ditanam di tempat terbuka, kalau tanaman singkong terlindung, batangnya kerdil, tumbuhnya kurang baik, dan hasilnya sia-sia. Pada musim kering berkepanjangan singkong juga akan kena pengaruh jelek, daunnya banyak yang layu dan akhirnya gugur.
2.6              Kandungan yang Terdapat dalam Singkong
Kandungan gizi yang terdapat dalam singkong sudah kita kenal sejak dulu. Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun miskin akan protein. Selain umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Berbagai macam upaya penanganan singkong singkong yang telah banyak dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan baik basah maupun kering. Selain sebagai bahan makanan pokok, banyak macam produk olahan singkong yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat kita antara lain adalah tape singkong, enyek-enyek singkong, peuyeum, opak, tiwul, kerupuk singkong, keripik singkong, kue, dan lain-lain. Adapun unsur gizi yang terdapat dalam tiap 100 g singkong segar dapat dilihat dalam tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Gizi dalam tiap 100 gram Singkong
No.
Unsur Gizi
Banyak dalam...( per100 g)
Singkong putih
Singkong kuning
1
Kalori (kal)
146,00
157,00
2
Protein (g)
1,20
0,80
3
Lemak (g)
0,30
0,30
4
Karbohidrat(g)
34,70
37,90
5
Kalsium(mg)
33,00
33,00
6
Zat besi(mg)
0,70
0,70
7
Vitamin A (SI)
0
385,00
8
Vitamin B1(mg)
0,06
0,06
9
Vitamin C (MG)
30,00
30,00
10
Air (g)
62,50
60.,00
11
Fosfor (mg)
40,00
40,00
12
Bagian dapat dimakan (%)
75,00
75,00
Sumber: Direktorat Gizi R.I., 1981

2.7              Kulit Singkong
Kulit singkong merupakan limbah dari tanaman singkong yang memiliki karbohidrat tinggi yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak. Persentase jumlah limbah bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%. Limbah dari singkong ini mengandung beberapa komposisi 74,73% nutrisi, 17,45% bahan kering, 15,20% serat kasar, 0,63% Ca, 0,22% P ( Sudaryanto,1998).
Berdasarkan bentuknya sampah digolongkan menjadi sampah organik, anorganik, dan sampah berbahaya. Maka kulit singkong ini tergolong dalam sampah organik, karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.Oleh karena pengolahan dari sampah yang dapat terdegradasi ini sangat membantu dan meminimalisasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Selama ini pengolahan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolahan sampah bersifat terpusat. Misalnya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di tempat pembuangan akhir di daerah Bantar Gebang, Bekasi. Dapat dibayangkan begitu banyak ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah organik dan anorganik. 
Padahal, dengan mengelola sampah besar ditingkat lingkungan terkecil seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat dikurangi. Apalagi kulit singkong sering dianggap remeh dan menjadi limbah rumah tangga padahal banyak bermanfaat yang didapat dari kulit singkong
2.8              Dampak Limbah Kulit Singkong terhadap Lingkungan
Walaupun sampah organik/limbah kulit singkong banyak memiliki manfaat dan dapat diolah menjadi kompos, pakan ternak, dan bioenergi bukan berarti limbah ini tidak memiliki dampak negatif. Dampak negatif yang dapat timbul adalah jika kita membakar sampah asal-asalan karena dapat mengganggu kesehatan. Masalah lain dari sampah organik/limbah kulit singkong adalah kelembabannya. Sampah basah mengakibatkan partikel-partikel yang tidak terbakar beterbangan juga berakibat terjadi reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya. Partikel-partikel yang tak terbakar akan terlihat sebagai awan dalam asap.
2.9              Asam Sianida (HCN)
Glikosida sianogenetik merupakan senyawa yang terdapat dalam bahan makanan nabati dan secara potensial sangat beracun karena dapat terurai dan mengeluarkan hidrogen sianida. Hidrogen sianida dikeluarkan bila komoditi tersebut dihancurkan, dikunyah, mengalami pengirisan, atau rusak. Glikosa sianogenetik terdapat pada berbagai tanaman dengan nama senyawa yang berbeda seperti amigladin pada biji almond, aprikot dan apel, dhurin pada biji shorghum, dan linamarin pada kara (lima bean) dan singkong. Nama kimia bagi amigladin adalah glukosida benzaldehida sianohidrin; dhurin; glukosida p-hidroksida-benzaldehida sianohidrin; linamarin; glukosida aseton sianohidrin (Winarno F.G, 2004).
Zat glikosida ini diberi nama limanarin yang berasal dari aseton sianidrin yang bila dihidrolisis akan terurai menjadi glukosa, aseton, dan HCN. Rumus molekul limanarin C10H17O6N dan mempunyai sifat yang mudah larut dalam air (Sosrosoedirdjo, 1993).
Asam sianida disebut juga hidrogen sianida (HCN), biasanya terdapat dalam bentuk gas atau larutan dan terdapat pada pula dalam garam-garam alkali seperti potasium sianida. Sifat-sifat HCNmurni mempunyai sifat tidak berwarna, mudah menguap pada suhu kamar, dan mempunyai bau khas. HCN mempunyai berat molekul yang ringan, sukar terionisasi, mudah berdifusi dan lekas diserap melalui paru-paru,saluran cerna, dan kulit (Depkes RI, 1987 ).
HCN dikenal sebagai racun yang mematikan. HCN akan menyerang langsung dan menghambat sistem antar ruang sel, yaitu menghambat sistem cytochroom oxidase dalam sel-sel, hal ini menyebabkan zat pembakaran (oksigen) tidak dapat beredar ke tiap-tiap jaringan sel-sel dalam tubuh. Dengan sistem keracunan ini maka menimbulkan tekanan dari alat-alat pernafasan dan jika tidak tertolong akan menyebabkan kematian. Bila dicerna, HCN sangat cepat terserap oleh alat pencernaan masuk ke dalam saluran darah. Tergantung jumlahnya HCN dapat menyebabkan sakit hingga Kematian (dosis yang mematikan 0,5-0,35 mg HCN/kg berat badan) ( Winarno, F.G, 2004).
Tabel 3. Kadar HCN dalam Beberapa Jenis/ Varietas Singkong
No
Jenis / Varietas
Rasa
Kadar HCN mg/kg
Umbi
Daun
1
Mangi (di tanah subur )
Enak
32
136
2
Mangi (di tanah kering)
Pahit
289
542
3
Betawi
Enak
33
146
4
Valenka
Enak
39
158
5
Singapura
Enak
60
201
6
Basiaro
Agak pahit
82
230
7
Bogor
Agak pahit
90
324
8
Tapi kuru
Pahit
130
230
9
SPP
Pahit
206
468
Sumber: Rahmat Rukmana, 1997



2.10          Manfaat Kulit Singkong
Hampir semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan mulai dari umbi hingga daunnya. Umbi singkong biasanya hanya diambil dagingnya dan untuk digoreng atau direbus. Sedangkan kulitnya dibuang begitu saja atau dijadikan makanan untuk hewan ternak. Kulit singkong selama ini memang sering disepelekan dan dianggap sebagai limbah dari tanaman singkong. Jika kita pandai memanfaatkannya, kulit singkong mempunyai manfaat yang lebih.
Adapun pengolahan limbah kulit singkong yang dapak kita manfaatkan antara lain:
a.       Kompos
Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik yang kemudian disebut sebagai pupuk kompos. Menurut penelitian (Ankabi, 2007) kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi tumbuhan dan berpotensi sebagai insektisi dan tumbuhan.
b.      Pakan ternak
Kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang. Karena kulit singkong yang mengandung karbohidrat tinggi dapat dengan cepat menggemukkan hewan ternak
c.       Bioenergi
Kulit singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bietanol yang digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan bioethanol dari limbah kulit singkong melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu alternatif dalam rangka mendukung program pemerintah tentang penyediaan bahan bakar nonmigas yang terbarukan yaitu BBN ( bahan bakar nabati ) sebagai pengganti bensin.



BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKERIN

3.1         Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Prakerin dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan, terhitung dari mulai tanggal 15 Januari – 15 Maret 2014, yang bertempat di Kp. Sukamenak  RT 02 RW.07 Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
3.2         Sejarah Singkat Perusahaan
Sejarah Singkat Perusahaan berawal dari pepatah orang tua dulu bahwa “keterampilan atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang harus bisa diteruskan kepada generasi selanjutnya”. Sama seperti UKM Putri Mandiri asal mulanya, berawal dari orang tua memiliki keterampilan membuat  kerupuk kentang dimulai tahun 1970, waktu dulu itu orang tua seorang petani kentang dari hasil kentang tersebut yang menurut aturan ada kentang yang tidak lolos dalam tahap penyortiran. Dari situlah timbul ide untuk membuat kerupuk, ternyata hasilnya alhamdulillah, selain dapat dikonsumsi keluarga hasil ini juga dapat dimanfaatkan sebagai kerupuk khas yg berasal dari daerah pangalengan.
Dari tahun ke tahun produksi kerupuk semakin bertambah dan bervariatif ataupun semakin luas dalam pemasarannya. Dengan melalui beberapa tahap, akhirnya Putri Mandiri mendapatkan sertifikat label Halal dari Departemen Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan (BPOM) pada tahun 1997. Seiring berjalannya waktu banyak kegiatan yang diikuti “Putri Mandiri” seperti seminar dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk yang akan bersaing dipasaran,sehingga dapat berkembang dan bertahan samapi sekarang ini.
3.3         Metode Pelaksanaan Prakerin
Pelaksanaan kegiatan Prakerin dilaksanakan secara bertahap sebagaimana bagan dibawah ini :
Survei
Pembekalan
Penjemputan
Bimbingan Pembuatan Laporan
Pemberangkatan
Kegiatan Industri

Ujian Praktek

Persentasi Laporan
Monitoring
Penilaian dan Sertifikat
 






Keterangan :
a.              Survei
Pertama para pembimbing melakukan survey (peninjauan) keperusahaan untuk ditempatkan dibidang praktek kerja industri (Prakerin) dengan waktu yang berbeda.
b.             Pembekalan
Setelah survey telah disetujui antara pihak perusahaan maupun pihak sekolah, dan sebelum siswa diberangkatkan maka ketua jurusan terlebih dahulu memberikan pembekalan pada siswa yang akan melaksanakan Prakerin, yang berisi pengarahan dan nasihat baik itu secara materi maupun secara lisan tentang semua yang menyangkut kegiatan Prakerin.
c.              Pemberangkatan
Dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2014 pada pukul 06.30 WIB beserta semua peserta dengan transportasi mobil bersama para pembimbing, setelah sampai ditempat tujuan peserta Prakerin dipisahkan sesuai dengan kelompok yang berbeda kecuali kelompok 1 dan 2 tempatnya di Pangalengan. Oleh karena itu, ketua jurusan mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan Prakerin sesuai dengan prosedur kegiatan kerja yang telah ditentukan oleh sekolah dan perusahaan.
d.             Kegiatan Industri
Dilaksanakan setiap hari senin sampai sabtu, dimulai pada pukul 07.00-15.00 WIB, atau biasa juga dimulai pada 15.00-23.00 WIB, system pembagian kerja terdiri dari 2 kelompok, satu kelompok terdiri dari 5 orang,  setiap siswa harus mengikuti kegiatan rutin sehari-hari yang ditempat kerja kecuali hari minggu karena libur.
e.              Monitoring
Dilakukan oleh pembimbing setiap satu bulan sesuai yang berisi pengarahan penyampaian materi dan cara pembuatan laporan.
f.              Penjemputan
Setelah Prakerin selagi dilaksanakan selama 3 bulan kemudian para pembimbing melakukan penjemputan pada tanggal yang telah ditentukan.
g.             Pembimbing pembuatan laporan
Setelah siswa dipulangkan dari tempat Prakerin, maka siswa diwajibkan untuk membuat laporan dengan dibantu para pembimbing masing-masing.
h.             Persentasi  Laporan
Setelah laporan selesai maka wajib dilakukan persentasi laporan yang baik dan benar untuk diajukan dalam sidang nanti dan harus dikumpulkan dengan tepat waktu.
i.               Ujian Prakerin
Dilaksanakan sebelum UAS siswa kelas X dan XI, maka para peserta Prakerin melaksanakan dengan tepat waktu yang telah ditentukan.
j.               Penilaian dan Sertifikat
Selain ujian Praktek (sidang) dilakukan, maka siswa Prakerin mendapatkan nilai dan sertifikat dari pihak sekolah maupun dari pihak industri.
3.4         Struktur Organisasi Perusahaan
Alis Komariah
(sekretaris)


Eni Marlina
(Bendahara)
Roviqoh Sari Rozani
(Pemasaran)
Mina Mintarsih
(Humas)
Seluruh Karyawan
Ibu Cici
(Pimpinan)

3.5         Jumlah Tenaga Kerja
Perusahaan Perusahaan PUTRI MANDIRI Pangalengan Kp. Sukamenak Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung mulai berdiri pada tahun 2005, sampai sekarang tahun 2014 masih terus mengolah/memproduksi produk-produk makanan bermacam-macam Kerupuk.
Perusahaan Perusahaan PUTRI MANDIRI Pangalengan  mempunyai karyawan 3 orang sebagai pegawai tetap, 2 orang pegawai borongan.
3.6         Strategi pelaksanaan Prakerin
PENERIMAAN
PESERTA

PENGARAHAN
PENGENALAN
LOKASI
PERUSAHAAN

PENYAMPAIAN
TEORI
PELAKSANAAN
PRAKTIK
LAPANGAN

EVALUASI/
PENILAIAN
Kegiatan praktek kerja industri dilaksanakan secara bertahap sebagaimana uraian dibawah ini




BAB IV
PEMBAHASAN

4.1         Pembuatan Kerupuk Kulit Singkong di Perusahaan Putra Mandiri Pangalengan
Limbah kulit singkong yang mengandung karbohidrat tinggi dapat dibuat menjadi makanan ringan keripik. Pembuatan keripik ini membutuhkan waktu selama 7 hari. Satu hari untuk proses pengupasan, pengumpulan, pemisahan kulit bagian dalam dan kulit bagian luar, pencucian dan perebusan kulit singkong. Tiga hari untuk proses perendaman kulit singkong dan tiga hari untuk proses penjemuran kulit singkong. Setelah proses penjemuran yaitu proses penggorengan. Proses pencucian, perebusan, perendaman, penjemuran, dan penggorengan bertujuan untuk menghilangkan racun asam sianida yang berbahaya jika dikonsumsi. Selain untuk menghilangkan asam sianida, proses perebusan dan proses perendaman kulit singkong bertujuan untuk membuat kulit singkong menjadi renyah.
Kulit singkong yang telah direndam selama 3 hari kemudian diberi bumbu-bumbu berupa bawang putih dan garam yang telah dihaluskan dan dilarutkan dengan air. Kemudian larutan tersebut dituangkan ke dalam kulit singkong dan dibiarkan selama beberapa jam. Langkah ini bertujuan untuk memberi cita rasa yang gurih pada kulit singkong. Selain itu tujuan dari pemberian bumbu yang dibiarkan selama beberapa jam adalah untuk membuat bumbu meresap pada kulit singkong. Kulit singkong yang telah dibumbui dijemur di bawah sinar matahari selama 3 hari. Langkahini bertujuan agar kulit singkong benar-benar kering, karena kalau kulit singkong kurang kering keripik yang dihasilkan tidak akan renyah.
Kulit singkong yang telah dijemur sampai kering kemudian digoreng pada minyak yang telah dipanaskan. Jika kulit singkong digoreng pada minyak yang belum panas, hal ini akan membuat keripik singkong yang dihasilkan tidak akan renyah.
Keripik kulit singkong yang yang telah berwarna cokelat kehitaman.Warna keripik itu alami tanpa menggunakan pewarna buatan. Hal ini dimaksudkan agar keripik aman untuk dikonsumsi. Karena bahan pewarna buatan mengandung zat yang kurang baik jika dikonsumsi. Keripik ini juga tidak menggunakan bahan pengawet dan penyedap rasa karena bahan-bahan ini juga tidak baik untuk dikonsumsi.
Bahaya bahan pewarna buatan, bahan pengawet, dan penyedap rasa pada makanan antara lain:
a.       MSG (penyedap rasa) bisa berdampak kegangguan di hati, menimbulkan gangguan alergi, depresi, bahkan mengganggu keseimbangan fungsi otak.
b.      Pewarna sintetis dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama pada fungsi hati dalam tubuh kita.
c.       Salah satu bahan pengawet berbahaya yaitu formalin. Bahaya dari formalin jika dikonsumsi yaitu akan mengganggu kerja saraf.
Setelah singkong dikupas, limbah kulit singkongnya dikumpulkan.
Adapun pembuatan kerupuk kulit singkong tahapannya sebagai berikut: 
a.       Bahan
-          Kulit singkong
-          Air
-          Minyak goring
-          Bumbu
-          Bawang putih
-          Bawang Merah
-          Cabe
-          Garam
b.      Alat
-          Pisau
-          Baskom
-          Cobek
-          Ulekan
-          Panci
-          Tampan
-          Wajan
-         Susuk
c.       Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Singkong sebagai berikut :
-          Kulit singkong dikumpulkan lalu kulit singkong bagian dalam dan bagian luar dipisahkan menggunakan pisau.
-          Kulit singkong yang berwarna putih dimasukkan ke dalam baskom. Kemudian kulit singkong dicuci menggunakan air sampai bersih.
-          air bersih dimasukkan ke dalam panci. Setelah air mendidih, kulit singkong yang telah dicuci direbus sampai berwarna agak cokelat.
-          Kulit singkong yang telah direbus kemudian dicuci kembali dan direndam selama 3 hari di dalam baskom, dengan air rendaman diganti setiap hari.
-          Bawang putih dan garam dihaluskan menggunakan cobek dan ulekan dan diberi sedikit air setelah bumbu halus. Kulit singkong yang telah direndam dimasukkan ke dalam baskom kemudian bumbu yang telah diberi air dituangkan ke dalam baskom tersebut. Biarkan sampai 3 jam, agar bumbu meresap ke dalam kulit singkong.
-          Kulit singkong yang telah direndam selama 3 hari kemudian ditiriskan di atas tampah. Kemudian kulit singkong dijemur di bawah sinar matahari selama 3 hari.
-          Minyak goreng dituangkan ke dalam wajan kemudian dipanaskan menggunakan kompor. Setelah minyak panas, kulit singkong yang telah dijemur sampai kering digoreng. Menggoreng keripik kulit singkong sampai masak dan tidak gosong.
-          Keripik kulit singkong disimpan ke dalam toples agar keripik tahan lama dan tetap renyah. Keripik kulit singkong telah siap untuk disajikan 
4.2         Masalah dan Pemecahannya
a.       Masalah
1.      Langkah apa saja yang dilakukan untuk mencegah tekstur kulit singkong pada saat proses perendaman ?
2.      Bagaimana cara mengatasi kerusakkan tekstur kulit singkong pada saat pengadonan ?



b.      Pemecahannya
1.      Untuk mencegah tekstur kulit singkong supaya tidak hancur pada saat perendaman dengan melakukan perendaman tidak terlalu lama.
2.      Cara mengatasi kerusakkan tekstur kulit singkong pada saat pengadukan adonan dengan cara mencampurkan tepung tapioka sesuai ukuran.




BAB V
PENUTUP

4.1         Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama Praktik Kerja Industri di Pabrik Kerupuk Kulit Singkong PUTRI MANDIRI dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a.       Perusahaan Kerupuk Kulit Singkong PUTRI MANDIRI berlokasi di Jl. Perkebunan Kertamanah RT/RW. 02/07, Ds. Margamukti Kec. Pangalengan Kab. Bandung. Pabrik Kerupuk Kulit Singkong PUTRI MANDIRI termasuk kedalam industri rumah tangga (Home Industry) dengan izin  Depkes RI, SP No. 343/10.20/96.
b.      Selama proses pembuatan Kerupuk Kulit Singkong, limbah yang dihasilkan tidak banyak dan tidak membahayakan karena hanya menyisakan kulit singkong dan tidak meninggalkan limbah kimia karena memang tidak menggunakan bahan kimia.
c.       Pengawasan mutu yang dilakukan di pabrik Kerupuk Kulit Singkong PUTRI MANDIRI terdiri dari pengawasan mutu bahan, pengawasan mutu proses. Produksi yang dilakukan hanya berdasarkan pengalaman dan keahlian perorangan.
d.      Kulit singkong yang notabene merupakan limbah industri kecil dapat dimanfaatkan menjadi makanan ringan keripik.
e.       Asam sianida yang terkandung dalam kulit singkong dapat dihilangkan melalui proses pencucian, perebusan, penjemuran, atau proses penggorengan.
f.       Pembuatan limbah kulit singkong menjadi makanan ringan keripik dapat mengurangi dampak negatif dari limbah kulit singkong.

g.      Kerupuk Kulit Singkong yang dihasilkan dikemas dalam kemasan plastik poly propylene (PP) dengan berat masing-masing 70 gram, 250 gram, 500 gram dan 1000 gram, dengan wilayah pemasaran meliputi Pangalengan dan Bandung.
4.2         Saran
a.       Kegiatan Prakerin diharapkan dapat memberikan dan membekali siswa dengan pengalaman tentang produksi suatu produk.
b.      Dalam kegiatan Prakerin yang akan datang, sekolah dapat menempatkan peserta Prakerin pada perusahaan-perusahaan yang telah mampu dan berfasilitas lengkap.



DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2007. Pangan Fungsional. www.teknofood.blogspot.com
Anonymous. 2010. Tekno Pangan dan Agroindustri, Volume 1 Nomor 6. Bogor. I
PB. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi.
Buckle, K. A., et al. 1985. Ilmu Pangan. Terjemahan oleh H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia. Jakarta.
Sudarmadji, Slametet al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.










LAMPIRAN LAMPIRAN



Lampiran 1

Gambar Bahan baku pembuatan kerupuk kulit singkong

Lampiran 2
Gambar pengupasan kulit singkong sebelum di rendam







Lampiran 3
Gambar Adonan proses pembuatan kerupuk kulit singkong





Lampiran 4
Gambar Kerupuk Kulit Singkong pada saat dijemur






Lampiran 5
Gambar pengemasan kerupuk kulit singkong


0 komentar:

Search This Blog

Popular Posts

Followers

Followers

Total Pageviews