.
.
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, sebagai
pencipta alam semesta ini, shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan
kepada jungjunan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana telah melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri ini
dengan baik dan lancar serta tepat pada waktunya.
Penulis menyusun laporan ini adalah
dalam rangka untuk memenuhi standar kompetensi lulusan, dalam program keahlian
Tekhnologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) di SMK Negeri 1 Naringgul, penulis berharap laporan
ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Adapun dalam kesempatan ini penulis
mengambil judul “Proses Pembuatan Kerupuk
Kulit Singkong” di Perusahaan Kerupuk Kulit Singkong PUTRI MANDIRI , Desa
Margamukti Kec. Pangalengan Kab. Bandung. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1.
Bapak Drs. Jajat
Sudrajat, selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Naringgul.
2.
Bapak Riyanto,
S.Pd.I selaku Ketua Prakerin SMK N 1 Naringgul Tahun Pelajaran 2013-2014.
3.
Bapak Dede
Supriadi, S.P selaku Ketua Jurusan dan Pembimbing I Tekhnologi Pengolahan Hasil
Pertanian SMK N 1 Naringgul
4.
Bapak Pirman
Refi Sutrisna, S.Pd selaku PKSU Kesiswaan SMK Negeri 1 Naringgul yang membantu
laporan ini.
5.
Bapak Sahlin,
S.Pd selaku pembimbing 2 dalam Praktik Kerja Industri
6.
Ibu Cici selaku
pemilik dan pimpinan perusahaan PUTRI
MANDIRI Pangalengan-Bandung
7.
Kedua orang tua
beserta keluarga yang senantiasa memberi dukungan beserta do’a restu selama
penulis melaksanakan Praktik Kerja Industri.
8.
Seluruh staf
karyawan perusahaan PUTRI MANDIRI Pangalengan yang telah membantu dan
bekerjasama dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri
9.
Guru dan staf
tata usaha beserta rekan siswa siswi SMK Negeri 1 Naringgul yang memotifasi dan
membantu dalam menyelesaikan laporan yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan
kepada semua pihak yang terkait yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
umumnya bagi kita semua.
Cianjur, 2014
Penulis.
DAFTAR
ISI
Hal
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR
ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR
TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR
LAMPIRAN......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2
Identifikasi Masalah................................................................................... 3
1.3
Tujuan Prakerin.......................................................................................... 4
1.4
Manfaat Prakerin........................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tanaman Singkong..................................................................................... 7
2.2
Deskripsi Tanaman Singkong..................................................................... 8
2.3
Daerah Penyebaran Singkong .................................................................... 10
2.4
Varietas Tanaman Singkong ...................................................................... 11
2.5
Syarat Tumbuh Tanaman Singkong............................................................ 12
2.6
Kandungan yang Terdapat dalam Singkong................................................ 14
2.7
Kulit Singkong............................................................................................ 15
2.8
Dampak Limbah Kulit Singkong terhadap Lingkungan.............................. 16
2.9
Asamsianida (HCN)................................................................................... 16
2.10
Manfaat Kulit Singkong.............................................................................. 18
BAB
III METODE PELAKSANAAN PRAKERIN
3.1
Waktu dan Tempat..................................................................................... 19
3.2
Sejarah Singkat Perusahaan........................................................................ 19
3.3
Metode Pelaksanaan Prakerin..................................................................... 20
3.4
Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................. 22
3.5
Jumlah Tenaga Kerja.................................................................................. 23
3.6
Strategi Pelaksanaan Prakerin..................................................................... 23
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Proses Pembuatan
Kerupuk Kulit Singkong................................................... 24
4.2 Masalah dan
Pemecahannya.......................................................................... 27
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan................................................................................................ 29
5.2
Saran.......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 31
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 32
DAFTAR
TABEL
No
|
Keterangan
|
Halaman
|
1
|
Tabel
1. Klasifikasi Ilmiah Singkong
|
10
|
2
|
Tabel
2. Kandungan Gizi dalam Tiap 100 gr Singkong
|
14
|
3
|
Tabel
3. Kadar HCN dalam Beberapa Jenis/Varietas Singkong
|
17
|
DAFTAR
LAMPIRAN
No
|
Keterangan
|
Halaman
|
1
|
Lampiran 1 Bahan Baku Pembuatan Kerupuk Kulit Singkong
|
33
|
2
|
Lampiran 2 Pengupasan Kulit Singkong Sebelum di Rendam
|
34
|
3
|
Lampiran 3
Adonan Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Singkong
|
35
|
4
|
Lampiran 4
Kerupuk Kulit Singkong Pada Saat di Jemur
|
36
|
5
|
Lampiran 5
Pengemasan Kerupuk Kulit Singkong
|
37
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mendambakan hidup
sehat, kebaikan, dan kecantikan. Namun yang paling diutamakan dalam mencapai
keinginan-keinginannya adalah kesehatan tubuh. Pencegahan penyakit adalah
langkah paling efektif dari semua teknologi tinggi dibidang pengobatan karena
ada pepatah “cegah sebelum terjadi” patut menjadi pedoman hidup sehat. Kita
perlu memahami sebab-sebab setiap jenis penyakit lebih dulu. Misalnya kanker,
kanker berawal dari gaya hidup yang tidak sesuai dan lingkungan yang tidak
sehat. Oleh sebab itu kita harus hati-hati memilih makanan dan obat-obatan.
Tekanan darah tinggi, lemah jantung, dll. Kebanyakan berawal dari masalah
peredaran darah. Jadi kita harus hati-hati memilih makanan dan rajin berolah
raga untuk meningkatkan dan melancarkan peredaran darah serta metabolisme
tubuh. Semua ini terlihat rumit namun sebenarnya mudah dilaksanakan untuk tetap
hidup sehat.
Masyarakat modern pada umumnya tidak memperoleh vitamin,
serat, mineral yang mencukupi karena kurangnya konsumsi buah dan sayur, tapi
lebih suka daging, susu, telur, makanan ringan dan manis secara berlebihan. Hal
ini yang membuat menjadi tidak hidup sehat. Menurut penyelidikan ahli kesehatan
Amerika Serikat tahun 2000, kira-kira 30% penyakit kronik berawal dari cara
makan yang tidak hidup sehat. Penambahan bahan pengawet dan pewarna, cara masak
dengan suhu panas, menggoreng merupakan penyebab hilangnya kandungan yang
bermanfaat dalam makanan.
Makanan merupakan sumber energi yang dibutuhkan manusia
untuk melakukan aktivitas. Dan di dalam makanan terkandung berbagai zat yang
diperlukan tubuh, di antaranya yaitu:
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komponen yang penting bagi tubuh karena
karbohidrat merupakan sumber energi yang dibutuhkan tubuh kita untuk bergerak
dan melakukan aktivitas.
b. Protein
Protein berfungsi sebagai enzim yang dibutuhkan pada
reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam metabolisme tubuh. Ada 2 jenis protein,
yaitu protein hewani dan protein nabati.
c. Lemak
Lemak yang baik untuk tubuh adalah lemak tak jenuh yang
banyak terdapat pada kacang-kacangan, minyak zaitun, biji-bijian (wijen, biji
bunga matahari), buah alpukat ataupun ikan. Lemak jenuh atau yang sering
disebut lemak jahat/berbahaya, sering kita temukan pada produk olahan hewani,
seperti daging dan jerohan (hati, paru, usus, dll). Lemak jenis ini tidak baik untuk tubuh karena akan meningkatkan
kolesterol dalam darah.
d. Mineral
Banyak sekali jenis mineral yang dibutuhkan oleh tubuh,
seperti kalsium, kalium, zatbesi. Mineral-mineral ini bisa didapatkan pada susu
dan produk olahannya (keju, yogurt), buah-buahan, maupun sayuran.
e. Vitamin
Vitamin merupakan zat sangat penting untuk menunjang
kesehatan tubuh, meningkatkan daya tahan, dan perawatan organ tubuh kita.
Vitamin banyak kita dapatkan pada buah-buahan (apel, jambu, jeruk, melon, dll)
dan sayuran (kangkung, bayam, wortel, brokoli, dll.)
f. Serat
Serat sangatlah penting untuk membantu melancarkan pencernaan tubuh. Serat banyak kita dapatkan
pada buah, sayuran, maupun oatmeal (gandum berserat tinggi).
g. Air
Air merupakan komponen utama protoplasma dan berperan
penting dalam metabolisme.
Makanan yang menjadi kebutuhan utama makhluk hidup disebut
makanan pokok. Untuk orang Indonesia makanan pokoknya adalah nasi. Tetapi, ada
juga makanan pokok pengganti nasi, yaitu singkong. Singkong merupakan umbi atau
akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan
panjang 50-80 cm,tergantung dari jenis singkong yang ditenam. Daging umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong merupakan sumber energi
yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus
justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin. Nah,
kalau daun dan isinya begitu bermanfaat dan sangat bernutrisi tinggi untuk kita
bagaimanakah dengan kulitnya? Apakah kulit singkong hanya sebagai limbah/sampah
dari singkong? Hal ini sering kali disepelekan oleh sebagian besar orang, namun
ternyata selain dianggap sebagai limbah dari tanaman singkong, kulit singkong
memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga kulit singkong dapat
dikonsumsi manusia. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memanfaatkan limbah
kulit singkong menjadi makanan ringan keripik yang tidak menggunakan bahan pengawet
dan bahan pewarna buatan.
1.2
Identifikasi
Masalah
a.
Bagaimana proses
pembuatan Kerupuk Kulit Singkong ?
b.
Masalah dan pemecahannya
?
1.3
Tujuan
Prakerin
Maksud
dari Prakerin yaitu untuk memenuhi syarat mengikuti UAN dan untuk mengumpulkan
data-data informasi sebagai sumber yang dijadikan bahan acuan untuk memenuhi
tugas sekolah yaitu laporan Praktikum.
Sedangkan
tujuan Prakerin adalah :
a.
Membentuk mental
siswa-siswi agar mempunyai jiwa pekerja keras yang mampu konsisten.
b.
Menambah
pengetahuan siswa-siswi dimasing-masing bidangnya.
c.
Memberikan suatu
motivasi dari siswa-siswi menuntun dirinya mampu melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan ahlinya.
d.
Memberikan bekal
gambaran pada siswa-siswi seperti apakah bekerja itu.
e.
Terjadinya
pemindahan atau transfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi dunia usaha atau
industri ke sekolah.
f.
Meningkatkan
efisiensi dan efektifitas dalam pencapaian tamatan SMK yang professional.
1.4
Manfaat
Prakerin
Dalam pelaksanaan
Prakerin banyak sekali manfaat bagi penulis (pelaksana Prakerin) diantaranya
sebagai berikut :
a.
Manfaat bagi
penulis
1)
Meningkatkan keterampilan
serta kemampuan dalam dunia industri dan dunia kerja.
2)
Memperluas
masukan guna memperbaiki dan mengembangkan wadahat sesuai pendidikan kejuruan;
3)
Meningkatkan
pengenalan kerja pada siswa yang potensial dalam lapangan kerja antara lain
struktur organisasi usaha serta manajemen itu sendiri.
4)
Meningkatkan,
memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru dari sekolah,
lapangan kerja dan sebagainya.
5)
Memberi peluang
usaha serta menempatkan tamatan yang terdidik
6)
Menumbuhkan
sifat kerja sama dalam sebuah organisasi
7)
Menumbuhkan
semangat jiwa wirausaha
8)
Siswa lebih siap
menghadapi masa depan dalam bidang usaha dan bisnis yang mandiri.
9)
Siswa mampu
dalam mencari alternative pemecahan masalah kejuruan secara lebih luas dan
mendalam dari isi laporan ini.
10)
Siswa mampu
memahami, memanfaatkan serta mengembangkan pelajaran yang didapat dari sekolah
dan menerapkan di dunia usaha.
11)
Mengumpulkan
data-data guna kepentingan sekolah dan dirinya sendiri membantu dan meringankan
beban perusahaan.
b.
Manfaat Bagi Sekolah
Manfaat prakerin bagi sekolah antara
lain sebagai berikut :
1)
Untuk
menghasilkan keterampilan para siswa
dibidang Tehnologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP).
2)
Tercapainya Visi
dan Misi sekolah SMK Negeri 1 Naringgul dan meningkatkan keterampilan siswa
mampu bersaing dengan sekolah lain.
c.
Manfaat bagi
Perusahaan
Manfaat Prakerin bagi perusahaan antara
lain sebagai berikut :
1)
Bisa membantu
semua kegiatan yang berlangsung di perusahaan
2)
Membantu
menciptakan tenaga kerja yang handal dan berkualitas,
3)
Menjalin
kerjasama atau silaturahmi antara pihak sekolah dan perusahaan.
12)
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Tanaman Singkong
Singkong
yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman yang
sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga umbi singkong menjadi
makanan pokok di beberapa daerah tertentu. Di beberapa daerah Indonesia,
singkong (Manihot esculenta L) dikenal dengan berbagai nama, seperti ubi
kayee (Aceh), kasapen (Sunda), tela pohong (Jawa), tela belada (Madura), lame
kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain. Tanaman ini juga merupakan
salah satu jenis tanaman yang serbaguna, karena hampir semua bagian dari
tanaman ini dapat dimanfaatkan, mulai dari umbi hingga daunnya. Adapun beberapa
manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman singkong antara lain:
v Daunnya dimanfaatkan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit,di antaranya sebagai obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina.
v Batangnya digunakan untuk mengatasi luka yang bernanah.
v Umbinya dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok,bahan baku pembuatan bioethanol, bahan baku starch tapioka yang diperlukan untuk percampuran untuk bubur kertas untuk memproduksi berbagai macam kertas, dan lain-lain.
v Daunnya dimanfaatkan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit,di antaranya sebagai obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina.
v Batangnya digunakan untuk mengatasi luka yang bernanah.
v Umbinya dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok,bahan baku pembuatan bioethanol, bahan baku starch tapioka yang diperlukan untuk percampuran untuk bubur kertas untuk memproduksi berbagai macam kertas, dan lain-lain.
v Umbinya sebagai bahan baku
pembuatan bahan bakar nabati (biofuel) yaitu untuk membuat bioethanol.
v Daun dan kulitnya digunakan sebagai pakan ternak.
v Daun dan kulitnya digunakan sebagai pakan ternak.
2.2
Deskripsi
Tanaman Singkong
Tanaman singkong ( Manihot
esculenta L.) merupakan tanaman tahunan tropis dan subtropis dari keluarga
Eupharbiaceae. Batangnya berkayu dan tumbuh tegak beruas dan berbuku-buku.
Warnanya bermacam-macam dan tingginya bisa mencapai 3 meter. Warna batang hijau
kelabu, meskipun satu dua ada yang berubah menjadi warna cokelat.
Daun tumbuh di sepanjang batang dengan tangkai yang agak panjang. Daunnya mudah gugur dan yang berdaun biasanya hanyalah batang bagian atas dekat pucuk. Singkong berbuah, tapi terbatas pada singkong yang ditanam pada dataran tinggi. Bunganya berumah satu dan kematangan bunga betina dan bunga jantan berbeda waktunya sehingga persarian (penyerbukan) terjadi dengan persilangan. Singkong mulai dari umbi, batang, dan daun umumnya mengandung racun asam sianida (HCN/asam biru). Dari kandungan racun umbi, singkong dapat dibedakan menjadi 4s golongan antara lain:
Daun tumbuh di sepanjang batang dengan tangkai yang agak panjang. Daunnya mudah gugur dan yang berdaun biasanya hanyalah batang bagian atas dekat pucuk. Singkong berbuah, tapi terbatas pada singkong yang ditanam pada dataran tinggi. Bunganya berumah satu dan kematangan bunga betina dan bunga jantan berbeda waktunya sehingga persarian (penyerbukan) terjadi dengan persilangan. Singkong mulai dari umbi, batang, dan daun umumnya mengandung racun asam sianida (HCN/asam biru). Dari kandungan racun umbi, singkong dapat dibedakan menjadi 4s golongan antara lain:
1. Kadar racun lebih kecil 50 mg/kg
umbi yang diparut; singkong ini aman dikonsumsi.
2. Kadar racun 50-80 mg/kg umbi yang
diparut. Kadar racun 80-100 mg/kg umbi yang diparut.
3. Kadar racun lebih besar dari 100
mg/kg umbi yang diparut.
Dari hasil penelitian menunjukkan,
kulit singkong lebih banyak mengandung racun asam biru dibanding daging umbi
yakni 3-5 kali lebih besar. Pada jenis singkong yang umbinya ter golong manis,
kandungan racun asam biru pada kulitnya lebih rendah (antara 0,014 sampai 0,042
persen). Sedangkan untuk umbi, hanya 0,003 sampai 0,015 persen. Jenis singkong
pahit, kadar kandungan racun asam biru jauh lebih besar yakni antara 0,012
sampai 0,056 persen pada kulit dan 0,01 sampai 0,037 persen pada daging umbi.
Jadi untuk mudahnya, antara singkong banyak racun dengan yang sedikit racun
bisa dibedakan melalui rasanya. Singkong yang rasanya manis, kandungan racun
asam birunya rendah sedangkan yang rasanya pahit kandungan racun asam birunya
lebih banyak.
Kandungan asam biru setiap singkong
tidak tetap. Umumnya kandungan asam biru akan meningkat bila pertumbuhan
singkong pada musim kemarau yang panjang, dan bila saat bibitnya terbalik.
Kandungan racun asam biru pada daun yang muda lebih banyak dibanding daun yang
sudah tua. Kecuali itu singkong yang banyak mengandung racun biasanya
produksinya melimpah dan karena itu banyak ditanam oleh perusahaan yang
memproduksi tapioka.
Singkong
dapat dibagi dua berdasarkan umurnya, yakni:
a. Berumur pendek (genjah) dan
b. Berumur panjang.
Singkong yang berumur pendek berarti
usia sejak mulai tanam sampai musim panen relatif lebih singkat yakni berumur
antara 5-8 bulan. Dalam seusia itu singkong dapat dipanen dengan hasil
maksimal. Andaikata panennya ditunda atau diperpanjang dari usia sebenarnya
akan timbul masalah yakni umbinya banyak yang berkayu.
Jenis kedua yakni yang berumur
panjang antara 9-10 bulan. Bila dipanen sebelum usia tersebut hasilnya
mengecewakan karena umbinya kecil-kecil dan kandungan patinya sedikit. Jadi paling
tepat kalau dipanen setelah berumur 12-18 bulan. Melebihi usia ini, hasilnya
akan berkurang dan umbinya banyak yang berkayu.
Tabel 1.
Klasifikasi ilmiah singkong
Kerajaan
|
Plantae
|
|
Divisi
|
Magnoliophyta
|
|
Kelas
|
Magnoliopsida
|
|
Ordo
|
Malpighiales
|
|
Famili
|
Euphorbiaceae
|
|
Upfamili
|
Crotonoideae
|
|
Bangsa
|
Manihoteae
|
|
Genus
|
Manihot
|
|
Spesies
|
Manihot esculenta
|
|
2.3
Daerah
Penyebaran
Menurut para sarjana botani, tanaman
singkong yang merupakan tanaman tropis dan subtropis berasal dari Brasil,
Amerika Selatan dengan lembah sungai Amazon sebagai tempat penyebarannya. Dari
Brasil, singkong diperkirakan para ahli menyebar ke benua Afrika, Madagaskar,
India, Hindia Belakang, lalu ke Tiongkok, dan akhirnya berlabuh di Indonesia.
Sampai saat ini singkong telah tersebar di seluruh belahan dunia, khususnya
yang beriklim tropis dan subtropis.
Menurut Rukmana, daerah penyebaran
singkong di dunia berada pada kisaran 300 LU dan 300LS di
dataran rendah sampai dataran tinggi. Daerah ini berada pada ketinggian 2.500 m
di atas permukaanlautdengan curah hujan antara 500 mm - 2.500 mm/tahun. Dan
pada semua jenis tanah Indonesia, tanaman singkong dapat tumbuh dengan mudah
singkong, bahkan hanya dilempar pada suatu tanah, singkong dapat tumbuh.Oleh
karena itu, singkong dapat dikatakan sebagai tanaman bandel.
Indonesia merupakan salah satu
negara yang berpotensi sebagai penghasil singkong terbesar di dunia. Oleh
karena itu ada beberapa daerah yang menjadi sentra penghasil singkong di
antaranya Sumatera Selatan, Lampung, Madura, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
2.4
Varietas
Tanaman Singkong
Dalam mengembangkan dunia
persingkongan sampai saat ini telah banyak dihasilkan jenis-jenis singkong yang
tinggi mutu dan hasilnya. Varietas yang terkenal dan sudah tersebar di
masyarakat di antaranya:
a.
Aipin Mangi
Varietas
ini berasal dari Brazil. Produksinya sedang dan acap kali menurun. Tidak
beracun, bentuk umbinya memanjang, bertangkai dan rasanya manis enak dikonsumsi.
Batangnya tinggi ukurannya sedang dan bercabang.
b.
Aipin Valencia
Bibit
ini juga berasal dari Brazil. Hasilnya sedang dan aman dikonsumsi. Bentuk umbi
agak gemuk, bertangkai, rasanya manis. Batangnya agak besar dan bercabang.
c.
Mandioca Basiaro
Didatangkan
dari Brazil, hasilnya tinggi, tapi sedikit beracun. Umbinya gemuk, bertangkai
pendek, dan cukup enak untuk dikonsumsi. Tumbuhnya subur, bercabang dekat
tanah, dan jika tua batangnya mudah rebah.
d.
Mandioca Sao Pedro Petro (SPP)
Cikal-bakalnya
dari Brazil. Hasilnya melimpah, sayang umbinya beracun. Umbinya besar montok,
tidak bertangkai, dan letaknya dekat di permukaan tanah sehingga acap kali
tersembul keluar. Rasanya pahit dan kalau mau dikonsumsi disarankan jangan
dikonsumsi langsung (mentah) sebab berbahaya.
e.
Bogor
Diberi
nama Bogor karena berasal dari Bogor, sebagai hasil perbanyakan melalui biji
dari jenis Aipin Mangi. Hasilnya melimpah-limpah tapi sayang beracun. Umbinya
gemuk tersusun rapat dan tidak bertangkai. Rasa umbinya pahit meskipun sudah
dimasak ukuran batangnya sedang, panjang, dan sedikit bercabang.
f.
Muara
Varietas
Muara ini juga berasal dari Bogor sebagai hasil perkawinan dari jenis Bogor.
Hasilnya tergolong tinggi, tapi sangat beracun. Umbinya besar, bertangkai
pendek dengan letak umbi yang berdesakan atau rapat sekali. Batangnya besar,
panjang, dan bercabang rendah.
g.
Betawi
Varietas
ini juga berasal dari Bogor sebagai hasil perkawinan antara Malaka dan
Basiorao. Hasilnya tinggi dan aman dikonsumsi. Umbinya besar tidak bertangkai
dan rasanya manis pada ketinggian pada 1,5 m.
2.5
Syarat
Tumbuh Tanaman Singkong
Singkong
merupakan tanaman yang mudah ditemukan di daerah tropis, seperti Indonesia.
Adapun syarat tumbuh dari tanaman singkong antara lain:
a. Tanah
Singkong
merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat tumbuh di sembarang tempat.
Apalagi di kawasan tropis dengan penyinaran penuh sepanjang tahun seperti
Indonesia, tanaman singkong pasti menguntungkan.
Untuk
memperoleh hasil menguntungkan, ada beberapa syarat minimum yang harus dipenuhi
dalam menanam singkong antara lain:
1. Tanah janganlah terlalu subur. Kalau
tanah terlalu subur, singkong akan tumbuh subur dan berdaun rindang tanpa
diimbangi oleh umbinya.
2. Diusahakan sistem pengairan tempat
penanaman lancar. Pada tanah becek atau berair, singkong tidak dapat tumbuh
dengan baik dan umbinya tetap kerdil.
3. Oleh karena itu, singkong banyak
ditanam di tegalan atau di ladang. Adakalanya singkong ditanam di sawah sebagai
palawija , akan tetapi itu terbatas untuk tanaman yang berumur pendek.
Ada tiga cara pengolahan tanah sebelum tanah digunakan untuk menanam singkong antara lain:
Ada tiga cara pengolahan tanah sebelum tanah digunakan untuk menanam singkong antara lain:
a. Guludan: cara pengolahan tanah
dengan membuat guludan-guludan terutama untuk daerah-daerah yang sistem
drainasenya kurang baik atau untuk penanaman pada musim hujan.
b. Hamparan: cara pengolahan tanah
dengan dibajak atau dicangkul 1-2 kali, kemudian tersedida. Pengolahan tanah
cara hamparan cocok dipraktikkan di daerah-daerah yang sistem tanah tersebut
dirotor (dicampur dan diratakan) pada seluruh hamparan lahan yang drainasenya
baik.
c. Bajang: cara pengolahan tanah dengan
membuat lubang tanam, misalnya ukuran 100 cm x 100 cm x 50 cm, kemudian tiap
lubang tanam diisi dengna pupuk organik (kotoran ternak, kompos). Cara
pengolahan tanah sangat tergantung pada jenis atau keadaan tanah. Makin ringan
dan gembur tanah, makin mudah pengerjakannnya. Pengolahan tanah di lahan kering
biasanya dilakukan pada akhir musim kemarau agar nantinya waktu tanam
bertepatan dengan saat mulai turun musim hujan.
b. Iklim
Singkong
dapat tumbuh dengan baik pada daerah berhawa panas dan banyak turun hujan yaitu
pada daerah beriklim tropis. Biasanya singkong di tanam di daerah rendah sampai
pegunungan dengan ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Singkong juga
dapat tumbuh dengan baik jika ditanam di tempat terbuka, kalau tanaman singkong
terlindung, batangnya kerdil, tumbuhnya kurang baik, dan hasilnya sia-sia. Pada
musim kering berkepanjangan singkong juga akan kena pengaruh jelek, daunnya
banyak yang layu dan akhirnya gugur.
2.6
Kandungan yang Terdapat dalam Singkong
Kandungan
gizi yang terdapat dalam singkong sudah kita kenal sejak dulu. Umbi singkong
merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun miskin akan protein. Selain
umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Berbagai
macam upaya penanganan singkong singkong yang telah banyak dilakukan adalah
dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan baik basah maupun
kering. Selain sebagai bahan makanan pokok, banyak macam produk olahan singkong
yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat kita antara lain adalah tape singkong,
enyek-enyek singkong, peuyeum, opak, tiwul, kerupuk singkong, keripik singkong,
kue, dan lain-lain. Adapun unsur gizi yang terdapat dalam tiap 100 g singkong
segar dapat dilihat dalam tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Gizi dalam tiap 100 gram Singkong
No.
|
Unsur Gizi
|
Banyak dalam...( per100 g)
|
|
Singkong putih
|
Singkong kuning
|
||
1
|
Kalori (kal)
|
146,00
|
157,00
|
2
|
Protein (g)
|
1,20
|
0,80
|
3
|
Lemak (g)
|
0,30
|
0,30
|
4
|
Karbohidrat(g)
|
34,70
|
37,90
|
5
|
Kalsium(mg)
|
33,00
|
33,00
|
6
|
Zat besi(mg)
|
0,70
|
0,70
|
7
|
Vitamin A (SI)
|
0
|
385,00
|
8
|
Vitamin B1(mg)
|
0,06
|
0,06
|
9
|
Vitamin C (MG)
|
30,00
|
30,00
|
10
|
Air (g)
|
62,50
|
60.,00
|
11
|
Fosfor (mg)
|
40,00
|
40,00
|
12
|
Bagian dapat
dimakan (%)
|
75,00
|
75,00
|
Sumber:
Direktorat Gizi R.I., 1981
2.7
Kulit Singkong
Kulit
singkong merupakan limbah dari tanaman singkong yang memiliki karbohidrat
tinggi yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak. Persentase jumlah
limbah bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah
kulit bagian dalam sebesar 8-15%. Limbah dari singkong ini mengandung beberapa
komposisi 74,73% nutrisi, 17,45% bahan kering, 15,20% serat kasar, 0,63% Ca,
0,22% P ( Sudaryanto,1998).
Berdasarkan bentuknya sampah digolongkan menjadi sampah organik, anorganik, dan sampah berbahaya. Maka kulit singkong ini tergolong dalam sampah organik, karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.Oleh karena pengolahan dari sampah yang dapat terdegradasi ini sangat membantu dan meminimalisasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Selama ini pengolahan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolahan sampah bersifat terpusat. Misalnya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di tempat pembuangan akhir di daerah Bantar Gebang, Bekasi. Dapat dibayangkan begitu banyak ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah organik dan anorganik.
Berdasarkan bentuknya sampah digolongkan menjadi sampah organik, anorganik, dan sampah berbahaya. Maka kulit singkong ini tergolong dalam sampah organik, karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.Oleh karena pengolahan dari sampah yang dapat terdegradasi ini sangat membantu dan meminimalisasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Selama ini pengolahan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolahan sampah bersifat terpusat. Misalnya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di tempat pembuangan akhir di daerah Bantar Gebang, Bekasi. Dapat dibayangkan begitu banyak ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah organik dan anorganik.
Padahal,
dengan mengelola sampah besar ditingkat lingkungan terkecil seperti RT atau RW,
dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat
dikurangi. Apalagi kulit singkong sering dianggap remeh dan menjadi limbah
rumah tangga padahal banyak bermanfaat yang didapat dari kulit singkong
2.8
Dampak Limbah Kulit Singkong terhadap Lingkungan
Walaupun
sampah organik/limbah kulit singkong banyak memiliki manfaat dan dapat diolah
menjadi kompos, pakan ternak, dan bioenergi bukan berarti limbah ini tidak
memiliki dampak negatif. Dampak negatif yang dapat timbul adalah jika kita
membakar sampah asal-asalan karena dapat mengganggu kesehatan. Masalah lain
dari sampah organik/limbah kulit singkong adalah kelembabannya. Sampah basah
mengakibatkan partikel-partikel yang tidak terbakar beterbangan juga berakibat
terjadi reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya. Partikel-partikel yang
tak terbakar akan terlihat sebagai awan dalam asap.
2.9
Asam Sianida (HCN)
Glikosida
sianogenetik merupakan senyawa yang terdapat dalam bahan makanan nabati dan
secara potensial sangat beracun karena dapat terurai dan mengeluarkan hidrogen
sianida. Hidrogen sianida dikeluarkan bila komoditi tersebut dihancurkan,
dikunyah, mengalami pengirisan, atau rusak. Glikosa sianogenetik terdapat pada
berbagai tanaman dengan nama senyawa yang berbeda seperti amigladin pada biji
almond, aprikot dan apel, dhurin pada biji shorghum, dan linamarin pada kara
(lima bean) dan singkong. Nama kimia bagi amigladin adalah glukosida
benzaldehida sianohidrin; dhurin; glukosida p-hidroksida-benzaldehida
sianohidrin; linamarin; glukosida aseton sianohidrin (Winarno F.G, 2004).
Zat
glikosida ini diberi nama limanarin yang berasal dari aseton sianidrin yang
bila dihidrolisis akan terurai menjadi glukosa, aseton, dan HCN. Rumus molekul
limanarin C10H17O6N dan mempunyai sifat yang mudah larut dalam air
(Sosrosoedirdjo, 1993).
Asam
sianida disebut juga hidrogen sianida (HCN), biasanya terdapat dalam bentuk gas
atau larutan dan terdapat pada pula dalam garam-garam alkali seperti potasium
sianida. Sifat-sifat HCNmurni mempunyai sifat tidak berwarna, mudah menguap
pada suhu kamar, dan mempunyai bau khas. HCN mempunyai berat molekul yang
ringan, sukar terionisasi, mudah berdifusi dan lekas diserap melalui paru-paru,saluran
cerna, dan kulit (Depkes RI, 1987 ).
HCN dikenal sebagai racun yang mematikan. HCN akan menyerang langsung dan menghambat sistem antar ruang sel, yaitu menghambat sistem cytochroom oxidase dalam sel-sel, hal ini menyebabkan zat pembakaran (oksigen) tidak dapat beredar ke tiap-tiap jaringan sel-sel dalam tubuh. Dengan sistem keracunan ini maka menimbulkan tekanan dari alat-alat pernafasan dan jika tidak tertolong akan menyebabkan kematian. Bila dicerna, HCN sangat cepat terserap oleh alat pencernaan masuk ke dalam saluran darah. Tergantung jumlahnya HCN dapat menyebabkan sakit hingga Kematian (dosis yang mematikan 0,5-0,35 mg HCN/kg berat badan) ( Winarno, F.G, 2004).
HCN dikenal sebagai racun yang mematikan. HCN akan menyerang langsung dan menghambat sistem antar ruang sel, yaitu menghambat sistem cytochroom oxidase dalam sel-sel, hal ini menyebabkan zat pembakaran (oksigen) tidak dapat beredar ke tiap-tiap jaringan sel-sel dalam tubuh. Dengan sistem keracunan ini maka menimbulkan tekanan dari alat-alat pernafasan dan jika tidak tertolong akan menyebabkan kematian. Bila dicerna, HCN sangat cepat terserap oleh alat pencernaan masuk ke dalam saluran darah. Tergantung jumlahnya HCN dapat menyebabkan sakit hingga Kematian (dosis yang mematikan 0,5-0,35 mg HCN/kg berat badan) ( Winarno, F.G, 2004).
Tabel
3. Kadar HCN dalam Beberapa Jenis/ Varietas Singkong
No
|
Jenis
/ Varietas
|
Rasa
|
Kadar HCN mg/kg
|
|
Umbi
|
Daun
|
|||
1
|
Mangi (di tanah subur )
|
Enak
|
32
|
136
|
2
|
Mangi (di tanah kering)
|
Pahit
|
289
|
542
|
3
|
Betawi
|
Enak
|
33
|
146
|
4
|
Valenka
|
Enak
|
39
|
158
|
5
|
Singapura
|
Enak
|
60
|
201
|
6
|
Basiaro
|
Agak pahit
|
82
|
230
|
7
|
Bogor
|
Agak pahit
|
90
|
324
|
8
|
Tapi kuru
|
Pahit
|
130
|
230
|
9
|
SPP
|
Pahit
|
206
|
468
|
Sumber:
Rahmat Rukmana, 1997
2.10
Manfaat Kulit Singkong
Hampir
semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan mulai dari umbi hingga
daunnya. Umbi singkong biasanya hanya diambil dagingnya dan untuk digoreng atau
direbus. Sedangkan kulitnya dibuang begitu saja atau dijadikan makanan untuk
hewan ternak. Kulit singkong selama ini memang sering disepelekan dan dianggap
sebagai limbah dari tanaman singkong. Jika kita pandai memanfaatkannya, kulit singkong mempunyai
manfaat yang lebih.
Adapun pengolahan limbah kulit singkong yang dapak kita manfaatkan antara lain:
Adapun pengolahan limbah kulit singkong yang dapak kita manfaatkan antara lain:
a.
Kompos
Kulit singkong dapat diproses
menjadi pupuk organik yang kemudian disebut sebagai pupuk kompos. Menurut
penelitian (Ankabi, 2007) kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber
nutrisi bagi tumbuhan dan berpotensi sebagai insektisi dan tumbuhan.
b.
Pakan ternak
Kulit singkong sebagai pengganti
rumput lapang. Karena kulit singkong yang mengandung karbohidrat tinggi dapat
dengan cepat menggemukkan hewan ternak
c.
Bioenergi
Kulit singkong bisa berpotensi untuk
diproduksi menjadi bietanol yang digunakan sebagai pengganti bahan bakar
minyak. Teknologi pembuatan bioethanol dari limbah kulit singkong melalui
proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu alternatif dalam rangka mendukung
program pemerintah tentang penyediaan bahan bakar nonmigas yang terbarukan
yaitu BBN ( bahan bakar nabati ) sebagai pengganti bensin.
METODE PELAKSANAAN PRAKERIN
3.1
Waktu
dan Tempat
Pelaksanaan Prakerin dilaksanakan selama
kurang lebih 3 bulan, terhitung dari mulai tanggal 15 Januari – 15 Maret 2014,
yang bertempat di Kp. Sukamenak RT 02
RW.07 Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
3.2
Sejarah
Singkat Perusahaan
Sejarah Singkat Perusahaan berawal dari
pepatah orang tua dulu bahwa “keterampilan atau keahlian yang dimiliki oleh
seseorang harus bisa diteruskan kepada generasi selanjutnya”. Sama seperti UKM
Putri Mandiri asal mulanya, berawal dari orang tua memiliki keterampilan
membuat kerupuk kentang dimulai tahun
1970, waktu dulu itu orang tua seorang petani kentang dari hasil kentang
tersebut yang menurut aturan ada kentang yang tidak lolos dalam tahap
penyortiran. Dari situlah timbul ide untuk membuat kerupuk, ternyata hasilnya
alhamdulillah, selain dapat dikonsumsi keluarga hasil ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai kerupuk khas yg berasal dari daerah pangalengan.
Dari tahun ke tahun produksi kerupuk
semakin bertambah dan bervariatif ataupun semakin luas dalam pemasarannya.
Dengan melalui beberapa tahap, akhirnya Putri Mandiri mendapatkan sertifikat
label Halal dari Departemen Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat-obatan dan
Makanan (BPOM) pada tahun 1997. Seiring berjalannya waktu banyak kegiatan yang
diikuti “Putri Mandiri” seperti seminar dan pelatihan untuk meningkatkan
kualitas produk yang akan bersaing dipasaran,sehingga dapat berkembang dan
bertahan samapi sekarang ini.
3.3
Metode
Pelaksanaan Prakerin
Pelaksanaan kegiatan Prakerin dilaksanakan secara
bertahap sebagaimana bagan dibawah ini :
Survei
|
Pembekalan
|
Penjemputan
|
Bimbingan
Pembuatan Laporan
|
Pemberangkatan
|
Kegiatan Industri
|
Ujian
Praktek
|
Persentasi
Laporan
|
Monitoring
|
Penilaian dan
Sertifikat
|
Keterangan
:
a.
Survei
Pertama para pembimbing melakukan
survey (peninjauan) keperusahaan untuk ditempatkan dibidang praktek kerja industri
(Prakerin) dengan waktu yang berbeda.
b.
Pembekalan
Setelah survey telah disetujui
antara pihak perusahaan maupun pihak sekolah, dan sebelum siswa diberangkatkan maka
ketua jurusan terlebih dahulu memberikan pembekalan pada siswa yang akan
melaksanakan Prakerin, yang berisi pengarahan dan nasihat baik itu secara
materi maupun secara lisan tentang semua yang menyangkut kegiatan Prakerin.
c.
Pemberangkatan
Dilaksanakan pada tanggal 15
Januari 2014 pada pukul 06.30 WIB beserta semua peserta dengan transportasi
mobil bersama para pembimbing, setelah sampai ditempat tujuan peserta Prakerin
dipisahkan sesuai dengan kelompok yang berbeda kecuali kelompok 1 dan 2
tempatnya di Pangalengan. Oleh karena itu, ketua jurusan mewajibkan siswa untuk
mengikuti kegiatan Prakerin sesuai dengan prosedur kegiatan kerja yang telah
ditentukan oleh sekolah dan perusahaan.
d.
Kegiatan
Industri
Dilaksanakan setiap hari senin
sampai sabtu, dimulai pada pukul 07.00-15.00 WIB, atau biasa juga dimulai pada
15.00-23.00 WIB, system pembagian kerja terdiri dari 2 kelompok, satu kelompok
terdiri dari 5 orang, setiap siswa harus
mengikuti kegiatan rutin sehari-hari yang ditempat kerja kecuali hari minggu
karena libur.
e.
Monitoring
Dilakukan oleh pembimbing setiap satu
bulan sesuai yang berisi pengarahan penyampaian materi dan cara pembuatan
laporan.
f.
Penjemputan
Setelah
Prakerin selagi dilaksanakan selama 3 bulan kemudian para pembimbing melakukan
penjemputan pada tanggal yang telah ditentukan.
g.
Pembimbing
pembuatan laporan
Setelah siswa dipulangkan dari tempat
Prakerin, maka siswa diwajibkan untuk membuat laporan dengan dibantu para
pembimbing masing-masing.
h.
Persentasi Laporan
Setelah laporan selesai maka wajib
dilakukan persentasi laporan yang baik dan benar untuk diajukan dalam sidang
nanti dan harus dikumpulkan dengan tepat waktu.
i.
Ujian Prakerin
Dilaksanakan sebelum UAS siswa kelas X
dan XI, maka para peserta Prakerin melaksanakan dengan tepat waktu yang telah
ditentukan.
j.
Penilaian dan
Sertifikat
Selain ujian Praktek (sidang)
dilakukan, maka siswa Prakerin mendapatkan nilai dan sertifikat dari pihak
sekolah maupun dari pihak industri.
3.4
Struktur
Organisasi Perusahaan
Alis
Komariah
(sekretaris)
|
Eni
Marlina
(Bendahara)
|
Roviqoh Sari Rozani
(Pemasaran)
|
Mina
Mintarsih
(Humas)
|
Seluruh Karyawan
|
Ibu Cici
(Pimpinan)
|
3.5
Jumlah
Tenaga Kerja
Perusahaan Perusahaan PUTRI MANDIRI Pangalengan Kp. Sukamenak
Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung mulai berdiri pada
tahun 2005, sampai sekarang tahun 2014 masih terus mengolah/memproduksi
produk-produk makanan bermacam-macam Kerupuk.
Perusahaan
Perusahaan PUTRI MANDIRI Pangalengan mempunyai karyawan 3 orang sebagai pegawai
tetap, 2 orang pegawai borongan.
3.6
Strategi
pelaksanaan Prakerin
PENERIMAAN
PESERTA
|
PENGARAHAN
|
PENGENALAN
LOKASI
PERUSAHAAN
|
PENYAMPAIAN
TEORI
|
PELAKSANAAN
PRAKTIK
LAPANGAN
|
EVALUASI/
PENILAIAN
|
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Pembuatan
Kerupuk Kulit Singkong di Perusahaan Putra Mandiri Pangalengan
Limbah
kulit singkong yang mengandung karbohidrat tinggi dapat dibuat menjadi makanan ringan
keripik. Pembuatan keripik ini membutuhkan waktu selama 7 hari. Satu hari untuk
proses pengupasan, pengumpulan, pemisahan kulit bagian dalam dan kulit bagian
luar, pencucian dan perebusan kulit singkong. Tiga hari untuk proses perendaman
kulit singkong dan tiga hari untuk proses penjemuran kulit singkong. Setelah
proses penjemuran yaitu proses penggorengan. Proses pencucian, perebusan,
perendaman, penjemuran, dan penggorengan bertujuan untuk menghilangkan racun
asam sianida yang berbahaya jika dikonsumsi. Selain untuk menghilangkan asam
sianida, proses perebusan dan proses perendaman kulit singkong bertujuan untuk
membuat kulit singkong menjadi renyah.
Kulit
singkong yang telah direndam selama 3 hari kemudian diberi bumbu-bumbu berupa
bawang putih dan garam yang telah dihaluskan dan dilarutkan dengan air.
Kemudian larutan tersebut dituangkan ke dalam kulit singkong dan dibiarkan
selama beberapa jam. Langkah ini bertujuan untuk memberi cita rasa yang gurih
pada kulit singkong. Selain itu tujuan dari pemberian bumbu yang dibiarkan
selama beberapa jam adalah untuk membuat bumbu meresap pada kulit singkong. Kulit
singkong yang telah dibumbui dijemur di bawah sinar matahari selama 3 hari.
Langkahini bertujuan agar kulit singkong benar-benar kering, karena kalau kulit
singkong kurang kering keripik yang dihasilkan tidak akan renyah.
Kulit
singkong yang telah dijemur sampai kering kemudian digoreng pada minyak yang
telah dipanaskan. Jika kulit singkong digoreng pada minyak yang belum panas,
hal ini akan membuat keripik singkong yang dihasilkan tidak akan renyah.
Keripik
kulit singkong yang yang telah berwarna cokelat kehitaman.Warna keripik itu
alami tanpa menggunakan pewarna buatan. Hal ini dimaksudkan agar keripik aman
untuk dikonsumsi. Karena bahan pewarna buatan mengandung zat yang kurang baik
jika dikonsumsi. Keripik ini juga tidak menggunakan bahan pengawet dan penyedap
rasa karena bahan-bahan ini juga tidak baik untuk dikonsumsi.
Bahaya
bahan pewarna buatan, bahan pengawet, dan penyedap rasa pada makanan antara
lain:
a. MSG (penyedap rasa) bisa berdampak
kegangguan di hati, menimbulkan gangguan alergi, depresi, bahkan mengganggu
keseimbangan fungsi otak.
b. Pewarna sintetis dapat menyebabkan
gangguan kesehatan terutama pada fungsi hati dalam tubuh kita.
c. Salah satu bahan pengawet berbahaya
yaitu formalin. Bahaya dari formalin jika dikonsumsi yaitu akan mengganggu
kerja saraf.
Setelah
singkong dikupas, limbah kulit singkongnya dikumpulkan.
Adapun
pembuatan kerupuk kulit singkong tahapannya sebagai berikut:
a. Bahan
-
Kulit singkong
-
Air
-
Minyak goring
-
Bumbu
-
Bawang putih
-
Bawang Merah
-
Cabe
-
Garam
b. Alat
-
Pisau
-
Baskom
-
Cobek
-
Ulekan
-
Panci
-
Tampan
-
Wajan
-
Susuk
c.
Proses Pembuatan
Kerupuk Kulit Singkong sebagai berikut :
-
Kulit singkong
dikumpulkan lalu kulit singkong bagian dalam dan bagian luar dipisahkan
menggunakan pisau.
-
Kulit singkong
yang berwarna putih dimasukkan ke dalam baskom. Kemudian kulit singkong dicuci
menggunakan air sampai bersih.
-
air bersih
dimasukkan ke dalam panci. Setelah air mendidih, kulit singkong yang telah
dicuci direbus sampai berwarna agak cokelat.
-
Kulit singkong
yang telah direbus kemudian dicuci kembali dan direndam selama 3 hari di dalam
baskom, dengan air rendaman diganti setiap hari.
-
Bawang putih dan
garam dihaluskan menggunakan cobek dan ulekan dan diberi sedikit air setelah
bumbu halus. Kulit singkong yang telah direndam dimasukkan ke dalam baskom
kemudian bumbu yang telah diberi air dituangkan ke dalam baskom tersebut.
Biarkan sampai 3 jam, agar bumbu meresap ke dalam kulit singkong.
-
Kulit singkong
yang telah direndam selama 3 hari kemudian ditiriskan di atas tampah. Kemudian
kulit singkong dijemur di bawah sinar matahari selama 3 hari.
-
Minyak goreng
dituangkan ke dalam wajan kemudian dipanaskan menggunakan kompor. Setelah
minyak panas, kulit singkong yang telah dijemur sampai kering digoreng.
Menggoreng keripik kulit singkong sampai masak dan tidak gosong.
-
Keripik kulit
singkong disimpan ke dalam toples agar keripik tahan lama dan tetap renyah.
Keripik kulit singkong telah siap untuk disajikan
4.2
Masalah
dan Pemecahannya
a. Masalah
1. Langkah
apa saja yang dilakukan untuk mencegah tekstur kulit singkong pada saat proses
perendaman ?
2. Bagaimana
cara mengatasi kerusakkan tekstur kulit singkong pada saat pengadonan ?
b. Pemecahannya
1. Untuk
mencegah tekstur kulit singkong supaya tidak hancur pada saat perendaman dengan
melakukan perendaman tidak terlalu lama.
2. Cara
mengatasi kerusakkan tekstur kulit singkong pada saat pengadukan adonan dengan
cara mencampurkan tepung tapioka sesuai ukuran.
BAB V
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil yang diperoleh selama Praktik Kerja Industri di Pabrik Kerupuk Kulit
Singkong PUTRI MANDIRI dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a.
Perusahaan Kerupuk
Kulit Singkong PUTRI MANDIRI berlokasi di Jl. Perkebunan Kertamanah RT/RW. 02/07,
Ds. Margamukti Kec. Pangalengan Kab. Bandung. Pabrik Kerupuk Kulit Singkong PUTRI
MANDIRI termasuk kedalam industri rumah tangga (Home Industry) dengan izin
Depkes RI, SP No. 343/10.20/96.
b.
Selama proses pembuatan Kerupuk Kulit Singkong, limbah yang
dihasilkan tidak banyak dan tidak membahayakan karena hanya menyisakan kulit singkong
dan tidak meninggalkan limbah kimia karena memang tidak menggunakan bahan kimia.
c.
Pengawasan mutu
yang dilakukan di pabrik Kerupuk Kulit Singkong PUTRI MANDIRI terdiri dari
pengawasan mutu bahan, pengawasan mutu proses. Produksi yang dilakukan hanya
berdasarkan pengalaman dan keahlian perorangan.
d.
Kulit singkong yang notabene merupakan limbah industri kecil
dapat dimanfaatkan menjadi makanan ringan keripik.
e.
Asam sianida yang terkandung dalam kulit singkong dapat
dihilangkan melalui proses pencucian, perebusan, penjemuran, atau proses
penggorengan.
f.
Pembuatan limbah kulit singkong menjadi makanan ringan
keripik dapat mengurangi dampak negatif dari limbah kulit singkong.
g.
Kerupuk Kulit
Singkong yang dihasilkan dikemas dalam kemasan plastik poly propylene (PP)
dengan berat masing-masing 70 gram, 250 gram, 500 gram dan 1000 gram, dengan
wilayah pemasaran meliputi Pangalengan dan Bandung.
4.2
Saran
a. Kegiatan
Prakerin diharapkan dapat memberikan dan membekali siswa dengan pengalaman
tentang produksi suatu produk.
b. Dalam
kegiatan Prakerin yang akan datang, sekolah dapat menempatkan peserta Prakerin
pada perusahaan-perusahaan yang telah mampu dan berfasilitas lengkap.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonym.
2007. Pangan Fungsional. www.teknofood.blogspot.com
Anonymous.
2010. Tekno Pangan dan Agroindustri, Volume 1 Nomor 6. Bogor. I
PB.
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi.
Buckle,
K. A., et al. 1985. Ilmu Pangan. Terjemahan oleh H. Purnomo dan Adiono. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Sudarmadji,
Slametet al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:
Penerbit Liberty.
http://masenchipz.com/manfaat-singkong
http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15646.0
http://brmc.biotrop.org/web/content/produk_full.php?id_produk=5
http://foragri.wordpress.com
http://buahku.wordpress.com/2010/09/12/tanaman-singkong/
http://lutviberbagi.blogspot.com/2011/06/racun-alamiah-yang-terdapat-pada.html
http://radarlampung.co.id/read/opini/6565-memilih-singkong-aman-dimakan-
http://dheryudi.wordpress.com/2008/08/14/singkong/
http://singkongku.blogspot.com/2008/10/manfaat-singkong.html
Lingga, Pinus. 1991. Bertanam Ubi-ubian. Jakarta: Penebar Swadaya
http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15646.0
http://brmc.biotrop.org/web/content/produk_full.php?id_produk=5
http://foragri.wordpress.com
http://buahku.wordpress.com/2010/09/12/tanaman-singkong/
http://lutviberbagi.blogspot.com/2011/06/racun-alamiah-yang-terdapat-pada.html
http://radarlampung.co.id/read/opini/6565-memilih-singkong-aman-dimakan-
http://dheryudi.wordpress.com/2008/08/14/singkong/
http://singkongku.blogspot.com/2008/10/manfaat-singkong.html
Lingga, Pinus. 1991. Bertanam Ubi-ubian. Jakarta: Penebar Swadaya
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1
Gambar
Bahan baku pembuatan kerupuk kulit singkong
Lampiran 2
Gambar pengupasan kulit
singkong sebelum di rendam
Lampiran 3
Gambar Adonan proses
pembuatan kerupuk kulit singkong
Lampiran 4
Gambar Kerupuk Kulit Singkong
pada saat dijemur
Lampiran 5
Gambar pengemasan kerupuk kulit
singkong
0 komentar:
Post a Comment